Kamis, 12 Februari 2009

Definisi munafiq

Munafiq adalah Sifat dimana seseorang berpura-pura mengikuti ajaran agama islam namun sebenarnya mereka tidak mengakuinya dalam hati. Dengan kata lain, munafik itu adalah orang yang perkataannya tidak sama dengan hatinya.

2. Sebab-sebab timbulnya sifat munafik :
a. Sifat Dengki
Sifat ini adalah sifat dimana seseorang tidak menyukai kelebihan atau nikmat yang ada pada orang lain, sehingga mereka berusaha untuk mendapatkan kelebihan atau nikmat orang itu sehingga nikmat itu berpindah kepadanya. Karena hal tersebut, mereka menaruh sifat iri hati dan dengki terhadap mereka yang lebih beruntung dari mereka.

b. Sifat Khianat
Sifat ini disebabkan oleh seorang individu yang lalai dalam menjaga amanah orang lain. Kita sering mendengar istilah musuh dalam selimut dimana itu ditujukan kepada orang yang melakukan pengkhianatan secara tersembunyi atau rahasia. Yang pasti, orang yang memiliki sifat khianat ini adalah orang yang merugi.

c. Sifat Riya’
Sifat ini adalah sifat dimana seseorang membuat ibadah atau apa sahaja amalan bukan untuk mengharapkan keridhoan dari Allah swt, bahkan karena mengharapkan pujian dan penilaian dari manusia.

d. Sifat Takabur
Sifat takabur sering juga disebut sebagai sifat sombong. Sifat ini adalah sifat dimana seseorang merasa bahwa dirinya terlalu tinggi atau lebih hebat apabila dibandingjkan dengan orang lain.

3. Sifat-sifat tercela yang dimiliki oleh orang yang munafik :

a. Tidak Jujur :
Berkata tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya [fakta yang diamanahkan ].

b. Bermuka Dua :
Memilik dua hati, maksudnya : Menusuk seseorang dari belakang, artinya seseorang dapat berkata lembut dan halus didepan seseorang, namun sebenarnya orang itu ingin melakukan sebuah perbuatan keji atau jahat. Sifat ini muncul karena sifat iri hati atau dengki [sebuah penyakit hati yang berbahaya].

c. Berlidah Dua :
Sifat suka memfitnah orang lain [sifat dimana seseorang suka mengadu domba orang lain, berkata pada satu orang dan orang lain dengan perkataan yang berbeda]. Contoh : Virnie berkata kepada Bunga, ”Bung, ternyata selama ini sahabat kamu si Vindy membongkar rahasia kamu ke semua orang!”, padahal perkataan itu tidak benar. Lalu si Virnie pun berkata pada Vindy, ”Vin, ternayta si Bunga sahabat yang kamu percayai menjelek-jelekanmu didepan teman-temannya”, padahal perkataan itu juga tidak benar.

d. Berdusta akan perkataannya :
Seseorang mengatakan banyak kebaikan agar orang lain jauh dari kejahatan, tetapi seseorang itulah yang melakukan kejahatan [menyimpang dari perkataannya]. Ingatlah pepata , ”Membagikan kebenaran dengan [melakukan] perbuatan lebih baik daripada menasihati”.

e. Bersumpah Palsu
Seseorang yang mengucapkan sumpah, tetapi sumpah tersebut dilalaikan begitu saja, maksudnya sumpah tersebut tidak dilaksanakan.

Yamin [sumpah] terbagi menjadi tiga jenis :
1. Al-Yaminul Laghwi [sumpah sia-sia]
Ungkapan sumpah yang tidak dimaksudkan sebagai sumpah, namun hanya sekadar pemanis kalimat.

Misalkan, seorang Arab biasa mengucapkan, ”WALLAHI LATA’KULANNA” yang berarti ”Demi Allah kamu benar-benar mesti makan” yang tidak dimaksudkan untuk bersumpah.

2. Al-Yaminul Ghamus [sumpah palsu]
Ialah sumpah palsu yang dimaksudkan hendak merampas hak-hak orang lain, atau ditujukan untuk berbuat fasik dan khianat. Disebut demikian karena sumpah ini mencelupkan pelakunya ke dalam perbuatan dosa kemudian ke dalam neraka.

3. Al-Yaminul Mun’aqadah [sumpah yang sah]

4. Sifat-sifat terpuji yang bisa dilakukan untuk tidak bersifat munafik :

a. Senantiasa ingat kepada Allah swt. dalam keadaan apapun.
Selalulah bersyukur atas segala yang telah diberikan oleh Allah swt. karena segala sesuatu itu pasti ada hikmahnya jika kita iringi dengan kesabaran, keikhlasan, serta ketawakalan kepada Allah swt. dan senantiasa selalu memuji dan mengagungkan Nya.

b. Berusaha untuk selalu berkata jujur.
Berkata sesuai dengan fakat yang ada. Berbuat dan berkata jujur adalah cerminan sifat terpuji. Jujur adalah sifat yang sangat sulit untuk diamalkan, tetapi pahala yang diraih juga Insyaallah besar.

c. Menepati janji yang diucapkan.
Seseorang yang mengucapkan janji, hendaknya mengucapkan Insyaallah dan melaksanakan janji yang telah diucapkan.

d. Menyampaikan amanah orang lain tanpa menunda-nunda.
Amanah yang diberikan seseorang kepada kita, ada baiknya kita sampaikan secepatnya.

e. Menyampaikan informasi yang kita ketahui tanpa mengada-ada.
Informasi yang disampaikan sesuai dengan fakta. Tanpa mengurang dan melebihkan. Atau tidak memutar balikkan fakta. Usahakan setiap amanah yang kita sampaikan itu tepat dan benar.

Tidak ada komentar: