Selasa, 17 Februari 2009

Khusyuk berasal dari bahasa Arab "khasya’ yakhsyu’ khusyu’an" yang artinya memusatkan segala ruh, hati, dan pikiran seorang mushali kepada semua gerakan dan bacaan dalam shalat. Maksudnya adalah membuat suasana yang sangat tenang dan sangat devosional atau saleh. Terutama berkaitan dengan aktitifas doa, puja atau sembahyang.

Kiat-kiat agar shalat khusyuk menurut Rasulullah SAW. :
Pertama, mengingat kematian ketika dalam shalat. Sabda Rasulullah SAW, ”Ingatlah kalian terhadap mati ketika dalam shalat. Sesungguhnya seseorang yang ingat mati dalam shalat, ia akan memperbaiki shalatnya. Jika tidak mengingat kematian diri kalian, niscaya urusan duniawi akan mengganggu konsentrasi shalat kalian.” (HR Ad-Dailami).

Kedua, tenang dan seakan-akan melihat Allah SWT. Tahapan kedua jika mushali ingin merasakan khusyuk dalam shalat adalah melakukan ketenangan dalam semua gerakan dan bacaan sehingga merasakan seakan-akan melihat Tuhannya. Ujar Rasul, ”Shalatlah kalian semua dengan tenang seakan-akan kalian melihat Allah di depan kalian. Walaupun kalian tidak melihat-Nya sesungguhnya Allah melihat kalian semua.” (HR Abu Muhammad Al-Ibrahimi).

Khusyuk ketika mengerjakan sholat merupakan bukti keimanan seseorang. Karena dalam sholatnya, ia sholat seakan-akan Allah berada di depannya dan mengawasi sholatnya. Sholat yang dikerjakan merupakan penghormatan dan pengabdian dari seorang hamba kepada Sang Penciptanya. Allah swt berfirman: “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam sholatnya.” (QS. Al Mu’minuun:1-2).

Ayat lain yang memerintahkan kita untuk sholat dengan khusyuk yaitu pada surat Al Baqarah ayat 238: “Peliharalah segala shalat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa. Berdirilah karena Allah (dalam shalatmu) dengan khusyuk.” (QS. Al Baqarah:238).

Tips-tips agar sholat menjadi khusyuk antara lain :

1. Sebelum sholat tentunya kondisi tubuh harus dalam keadaan bersih, maka dianjurkan untuk bersiwak, berwudhu dengan sebaik mungkin, serta membaca doa setelah wudhu.

2. Mempersiapkan tempat yang tenang dan bersih, serta dan pakaian yang bersih pula untuk sholat. Dianjurkan untuk mendengarkan adzan dan membaca doa adzan.

3. Ketika sholat, memusatkan pikiran hanya kepada Allah swt. Ada baiknya mengesampingkan hal-hal yang bersifat keduniaan untuk sejenak, terlebih saat sedang menghadap dan berkomunikasi kepada Allah swt.

4. Mengerjakan sholat secara tuma’ninah, berhenti sejenak pada setiap rukun-rukun sholat. Sholat sebaiknya tidak terburu-buru, baik gerakannya maupun bacaannya.

5. Dalam hadist diriwayatkan bahwa Rasulullah saw ketika sholat, beliau melakukan tuma’ninah hingga semua anggota badan beliau kembali pada tempatnya. (HR. Abu Daud). Dalam hadist lain, Rasulullah saw bersabda: "Seburuk-buruk pencuri adalah pencuri sholat. Bagaimana itu wahai Rasulullah, tanya sahabat. "Mereka yang tidak menyempurnakan ruku' dan sujudnya. (HR. Ahmad).

6. Merendahkan diri di hadapan Allah swt dapat menimbulkan kekhusyukan sewaktu sholat. Itulah mengapa ketika sholat kita bersedekap, meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri sambil menundukkan kepala ke arah tempat sujud.

7. Mengingat kematian saat sholat. Hal ini sesuai dengan sabda Rasulullah saw: "Ingatlah mati saat kamu sholat, sesungguhnya seseorang yang ingat mati saat sholat maka ia akan memperbaiki sholatnya, dan sholatlah seperti sholatnya orang yang mengira itu sholatnya yang terakhir." (HR. Dailami).

8. Rasulullah saw juga pernah berpesan kepada Abu Ayub ra. "Sholatlah seperti sholatnya orang yang pamitan" (HR. Ahmad).

9. Menghayati dan memahami bacaan ketika sholat, dari awal hingga sholat selesai, bahkan hingga membaca doa dan dzikir setelah sholat. Menghayati bacaan atau doa berarti melakukannya dengan hati yang sungguh-sungguh dan ikhlas, bukan sekedar membaca di mulut saja.

10. Sholatlah menghadap sutrah atau pembatas depan agar sholat kita tidak terganggu dengan sesuatu yang ada/lewat di depan kita. Rasulullah saw bersabda: “Hendaklah kalian ketika sholat menaruh pembatas di depannya agar syetan tidak memutuskan sholatnya." (HR. Abu Daud).

11. Membaca doa dan dzikir setelah sholat untuk menyempurnakan sholat. Doa dan dzikir juga harus dikerjakan dengan hati yang ikhlas dan khusyuk.

Posting dari :
-id.wikipedia.org/wiki/Khusyuk.
-www.syahadat.com/islam/fiqih/301-sholat-yang-khusyuk.
-sumeleh.wordpress.com/2007/02/15/khusyuk-dalam-shalat.

Kamis, 12 Februari 2009

Definisi munafiq

Munafiq adalah Sifat dimana seseorang berpura-pura mengikuti ajaran agama islam namun sebenarnya mereka tidak mengakuinya dalam hati. Dengan kata lain, munafik itu adalah orang yang perkataannya tidak sama dengan hatinya.

2. Sebab-sebab timbulnya sifat munafik :
a. Sifat Dengki
Sifat ini adalah sifat dimana seseorang tidak menyukai kelebihan atau nikmat yang ada pada orang lain, sehingga mereka berusaha untuk mendapatkan kelebihan atau nikmat orang itu sehingga nikmat itu berpindah kepadanya. Karena hal tersebut, mereka menaruh sifat iri hati dan dengki terhadap mereka yang lebih beruntung dari mereka.

b. Sifat Khianat
Sifat ini disebabkan oleh seorang individu yang lalai dalam menjaga amanah orang lain. Kita sering mendengar istilah musuh dalam selimut dimana itu ditujukan kepada orang yang melakukan pengkhianatan secara tersembunyi atau rahasia. Yang pasti, orang yang memiliki sifat khianat ini adalah orang yang merugi.

c. Sifat Riya’
Sifat ini adalah sifat dimana seseorang membuat ibadah atau apa sahaja amalan bukan untuk mengharapkan keridhoan dari Allah swt, bahkan karena mengharapkan pujian dan penilaian dari manusia.

d. Sifat Takabur
Sifat takabur sering juga disebut sebagai sifat sombong. Sifat ini adalah sifat dimana seseorang merasa bahwa dirinya terlalu tinggi atau lebih hebat apabila dibandingjkan dengan orang lain.

3. Sifat-sifat tercela yang dimiliki oleh orang yang munafik :

a. Tidak Jujur :
Berkata tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya [fakta yang diamanahkan ].

b. Bermuka Dua :
Memilik dua hati, maksudnya : Menusuk seseorang dari belakang, artinya seseorang dapat berkata lembut dan halus didepan seseorang, namun sebenarnya orang itu ingin melakukan sebuah perbuatan keji atau jahat. Sifat ini muncul karena sifat iri hati atau dengki [sebuah penyakit hati yang berbahaya].

c. Berlidah Dua :
Sifat suka memfitnah orang lain [sifat dimana seseorang suka mengadu domba orang lain, berkata pada satu orang dan orang lain dengan perkataan yang berbeda]. Contoh : Virnie berkata kepada Bunga, ”Bung, ternyata selama ini sahabat kamu si Vindy membongkar rahasia kamu ke semua orang!”, padahal perkataan itu tidak benar. Lalu si Virnie pun berkata pada Vindy, ”Vin, ternayta si Bunga sahabat yang kamu percayai menjelek-jelekanmu didepan teman-temannya”, padahal perkataan itu juga tidak benar.

d. Berdusta akan perkataannya :
Seseorang mengatakan banyak kebaikan agar orang lain jauh dari kejahatan, tetapi seseorang itulah yang melakukan kejahatan [menyimpang dari perkataannya]. Ingatlah pepata , ”Membagikan kebenaran dengan [melakukan] perbuatan lebih baik daripada menasihati”.

e. Bersumpah Palsu
Seseorang yang mengucapkan sumpah, tetapi sumpah tersebut dilalaikan begitu saja, maksudnya sumpah tersebut tidak dilaksanakan.

Yamin [sumpah] terbagi menjadi tiga jenis :
1. Al-Yaminul Laghwi [sumpah sia-sia]
Ungkapan sumpah yang tidak dimaksudkan sebagai sumpah, namun hanya sekadar pemanis kalimat.

Misalkan, seorang Arab biasa mengucapkan, ”WALLAHI LATA’KULANNA” yang berarti ”Demi Allah kamu benar-benar mesti makan” yang tidak dimaksudkan untuk bersumpah.

2. Al-Yaminul Ghamus [sumpah palsu]
Ialah sumpah palsu yang dimaksudkan hendak merampas hak-hak orang lain, atau ditujukan untuk berbuat fasik dan khianat. Disebut demikian karena sumpah ini mencelupkan pelakunya ke dalam perbuatan dosa kemudian ke dalam neraka.

3. Al-Yaminul Mun’aqadah [sumpah yang sah]

4. Sifat-sifat terpuji yang bisa dilakukan untuk tidak bersifat munafik :

a. Senantiasa ingat kepada Allah swt. dalam keadaan apapun.
Selalulah bersyukur atas segala yang telah diberikan oleh Allah swt. karena segala sesuatu itu pasti ada hikmahnya jika kita iringi dengan kesabaran, keikhlasan, serta ketawakalan kepada Allah swt. dan senantiasa selalu memuji dan mengagungkan Nya.

b. Berusaha untuk selalu berkata jujur.
Berkata sesuai dengan fakat yang ada. Berbuat dan berkata jujur adalah cerminan sifat terpuji. Jujur adalah sifat yang sangat sulit untuk diamalkan, tetapi pahala yang diraih juga Insyaallah besar.

c. Menepati janji yang diucapkan.
Seseorang yang mengucapkan janji, hendaknya mengucapkan Insyaallah dan melaksanakan janji yang telah diucapkan.

d. Menyampaikan amanah orang lain tanpa menunda-nunda.
Amanah yang diberikan seseorang kepada kita, ada baiknya kita sampaikan secepatnya.

e. Menyampaikan informasi yang kita ketahui tanpa mengada-ada.
Informasi yang disampaikan sesuai dengan fakta. Tanpa mengurang dan melebihkan. Atau tidak memutar balikkan fakta. Usahakan setiap amanah yang kita sampaikan itu tepat dan benar.

Definisi Musyrik

Musyrik adalah orang yang melakukan dosa syirik (berasal dari kata syarikah : persekutuan) yakni mempersekutukan atau membuat tandingan hukum atau ajaran lain selain dari ajaran/hukum Allah. Syirik adalah akhlak yang melampaui batas aturan dan bertentangan dengan prinsip tauhid yaitu dengan mengabdi , tunduk , taat secara sadar dan sukarela pada sesuatu ajaran / perintah selain dari ajaran Allah.

Dalam Islam, syirik adalah dosa yang tak bisa diampuni kecuali dengan pertobatan dan meninggalkan kemusyrikan sejauh-jauhnya.

Kemusyrikan secara personal dilaksanakan dengan mengikuti ajaran-ajaran selain ajaran Allah secara sadar dan sukarela (membenarkan ajaran syirik dalam qalbu, menjalankannya dalam tindakan dan berusaha menegakkan atau menjaga ajaran syirik tersebut).

Definisi Kafir

Kafir bermakna orang yang ingkar,yang tidak beriman (tidak percaya) atau tidak beragama Islam. Dengan kata lain orang kafir adalah orang yang tidak mahu memperhatikan serta menolak terhadap segala hukum Allah atau hukum Islam disampaikan melalui para Rasul (Muhammad SAW) atau para penyampai dakwah/risalah. Perbuatan yang semacam ini disebut dengan kufur.

Kufur pula bermaksud menutupi dan menyamarkan sesuatu perkara. Sedangkan menurut istilah ialah menolak terhadap sesuatu perkara yang telah diperjelaskan adanya perkara yang tersebut dalam Al Quran. Penolakan tersebut baik langsung terhadap kitabnya ataupun menolak terhadap rasul sebagai pembawanya.

‘Sesungguhnya orang kafir kepada Allah dan RasulNya, dan bermaksud memperbezakan antara Allah dan RasulNya seraya (sambil) mengatakan:’Kami beriman kepada yang sebahagian (dari Rasul itu / ayat Al Quran) dan kami kafir (ingkar) terhadap sebahagian yang lain. Serta bermaksud (dengan perkataanya itu) mengambil jalan lain diantara yang demikian itu (iman dan kafir). Merekalah orang kafir yang sebenar-benarnya. Kami telah menyediakan untuk mereka itu seksaan yang menghinakan” [Qs An Nisa, 150-151]

Pembahagian Kafir.
a. Kafir yang sama sekali tidak percaya akan adanya Allah, baik dari segi zahir dan batin seperti Raja Namrud dan Firaun.

b. Kafir jumud (ertinya membantah). Orang kafir jumud ini pada hatinya (pemikirannya) mengakui akan adanya Allah TAPI tidak mengakui dengan lisannya, seperti Iblis dan sebagainya.

c. Kafir ‘Inad .Orang kafir ‘Inad ini, adalah mereka pada hati (pemikiran) dan lisannya (sebutannya) mengakui terhadap kebenaran Allah, TAPI tidak mahu mengamalkannya , mengikuti atau mengerjakannya seperti Abu Talib.

d. Kafir Nifaq iaitu orang yang munafik. Yang mengakui diluarnya,pada lisannya saja terhadap adanya Allah dan Hukum Allah, bahkan suka mengerjakannya Perintah Allah, TAPI hatinya (pemikirannya) atau batinnya TIDAK mempercayainya.

Tanda Orang Kafir antara lain sbb :
a.Suka pecah belahkan antara perintah dan larangan Allah dengan RasulNya.
b.Kafir (ingkar) terhadap perintah dan larangan Allah dan RasulNya.
c.Iman kepada sebahagian perintah dan larangan Allah (dari Ayat Al Quran),tapi menolak sebahagian daripadanya.
d.Suka berperang dijalan Syaitan (Thoghut).
e.Mengatakan Nabi Isa AL Masihi adalah anak Tuhan.
f.Agama menjadi bahan senda gurau atau permainan .
g.Lebih suka kehidupan duniawi sehingga aktiviti yang dikerjakan hanya mengikut hawa nafsu mereka, tanpa menghiraukan hukum Allah yang telah diturunkan.
h.Mengingkari adanya hari Akhirat, hari pembalasan dan syurga dan neraka.
i.Menghalangi manusia ke jalan Allah.

Hubungan Orang Kafir.
Berhubungan Muslim dengan Orang kafir adalah tidak dilarang, dicegah bahkan dibolehkan oleh Islam, KECUALI adanya perhubungan (bertujuan) yang memusuhi Allah dan RasulNya (Hukum Allah), termasuk merosakkan aqidah Islam.